Tapi syukur Alhamdulillah, angka kecelakaan tertabrak kereta sekarang bahkan nyaris tak ada lagi. Semenjak dipasang palang pintu eret (dipasang palang dari bambu yang buka tutupnya ditarik tambang) yang terus dijaga selama 24 jam oleh para pemuda setempat.
Dalam hal mengendalikan kendaraan Mereka cukup professional juga sih, dalam arti hanya membaca lampu dari arah barat, dan Timur. Terkadang sering juga tak terdeteksi karena faktor kelalaian, tapi dengan sigap para petugas ini menutup jalan dengan blokade tangan dan berdiri di tengah jalan. Singkat cerita keberadaan mereka menguntungkan para pengguna jalan.
Tapi sayang jasa para penjaga palang pintu tersebut kurang dihargai oleh para pengguna jalan. Terutama para pengguna motor, mereka hanya berlalu lalang begitu saja tanpa ucapkan terimakasih sama sekali. Bahkan yang mobil mewah pun hanya melambaikan tangan saja. Padahal keberadaannya para penjaga tersebut sangat berjasa dalam menentukan keselamatan pengguna jalan. Mereka tak bergaji selayaknya petugas Perumka penjaga perlintasan. Hanya demi sebatang rokok mereka menaruhkan nyawa mereka dan nyawa kita semua. Bahkan dulu seorang penjaga perlintasan terenggut nyawanya ketika saat berjaga pada malam hari.
Menurut saya, mereka adalah pahlawan, dan layak dianugrahi PAHLAWAN TANPA TANDA JASA.
0 komentar:
Posting Komentar
apa komen kamu?